Sejak tiga tahun lalu, Maurizio Pasqui (50) meninggalkan kampung
halamannya di Genoa, Italia, untuk berkeliling dunia dengan sepeda motor
bersama istrinya, Shizuyo Inori (51). Pasangan itu hingga kini telah
menempuh perjalanan 90.000 kilometer dan kini melintasi Indonesia.
"Indonesia adalah negara ke-23 yang kami kunjungi," ujar Maurizio saat
mengunjungi Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat, Senin (11/6). Menurut
Maurizio, sebenarnya ia tidak punya rencana untuk mengelilingi dunia.
Awalnya ia merasa bosan menjalani hidup yang monoton. Ia jenuh bekerja
sebagai mekanik dan kesehariannya diisi dengan menonton televisi atau
menjelajah internet.
Ia mengutarakan keinginan untuk keliling dunia dengan motor pada
Shizuyo, perempuan jepang yang ia nikahi pada 2006. "Istri saya langsung
setuju. Rumah kami jual dan semua barang - barang dijual atau kami
berikan ke orang lain, lalu saya membeli motor Honda Transalp bekas.
Dengan bekal 20.000 dollar AS dan tanpa persiapan, kami memulai
perjalanan keliling dunia pada Mei 2009," ungkap Maurizio.
Seperti suaminya, Shizuyo juga gemar bertualang. Shizuyo bertemu
Maurizio di Compostela, Spanyol, pada 2005 dan menikah satu tahun
kemudian. Shizuyo menuturkan, mereka ingin bertemu dan mengenal orang -
orang dan beragam budaya di dunia. "Bagi kami mengunjungi berbagai
destinasi wisata yang indah di dunia tidak penting. Di internet dan
televisi kita bisa lihat semua tempat yang indah. Kami ingin bertatap
muka, berinteraksi dengan dengan orang - orang dari berbagai bangsa di
dunia," katanya.
Sebelum Indonesia, pasangan itu antara lain mengunjungi Spanyol,
Portugal, Swiss, Austria, Slovenia, Makedonia, Kosovo, Bulgaria, Turki,
Armenia, Georgia, Iran, Turkmenistan, Rusia, Korea, Jepang, Australia
dan Timor Leste.
Di sela perjalanan, mereka sempat merampungkan buku yang mengisahkan
petualangan mereka dari Italia hingga Jepang. Buku dalam bahasa Italia
itu berjudul 'Due Ruote, Due Matti, Una Tenda' (Dua Roda, Dua Orang
Gila, Satu Tenda).
Dalam perjalanan, mereka beberapa kali kehabisan uang. Mereka bekerja
serabutan di negara setempat untuk mengumpulkan uang dan melanjutkan
perjalanan. "Saat memasuki Australia, uang kami hanya tersisa 200
dollar. Saya bekerja sebagai mekanik, sopir, tukang kayu, tukang cat.
Sedangkan istri saya memetik buah ceri dan sayuran, atau membuat
perhiasan. Dalam empat bulan terkumpul 10.000 dollar AS," kata Maurizio
yang pada 11 Juni kemarin merayakan ulang tahun ke-50.
Di motornya mereka membawa bekal pakaian, peralatan masak, bahan
makanan, suku cadang motor dan tenda. Mereka biasanya tidur di tenda.
Namun selama di Indonesia, mereka sering bermalam di rumah anggota
komunitas motor. Di Yogya, mereka tidur di rumah Ketua Paguyuban Agen
KR, Gunadi di Perumnas Condongcatur. "Indonesia luar biasa. Selama
disini kami dapat sambutan hangat, ramah. Kami mendapat banyak sahabat
baru terutama dari berbagai komunitas motor. Grazie, Indonesia!"
katanya.
Maurizio mengaku tak tahu kapan akan menyelesaikan perjalanan keliling
dunia. "Saya menjalani hidup mengalir saja. Saya tak membuat rencana
apapun. Jadi tidak tahu apakah misi kami akan selesai atau tidak,"
pungkasnya.
Follow Twitter: @USERNAMESAR
Jumat, 15 Juni 2012
Pasangan "GILA" Keliling Dunia Menggunakan Motor
Diposting oleh ELEAZAR HANDOYO di Jumat, Juni 15, 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar